Dalam dunia usaha, aspek marketing atau pemasaran merupakan salah satu hal penting yang menunjukkan eksistensi produk kita. Hal ini tentunya didukung beberapa faktor, antara lain banyaknya relasi yang kita punya, penggunaan media yang tepat untuk memasarkan produk serta penyampaian produk yang tepat sasaran.
Pandemi covid-19 membawa dampak yang luar biasa bagi seluruh aspek kehidupan. Ekonomi lesu, makin banyaknya pengangguran serta rendahnya daya beli masyarakat terhadap suatu barang. Hal itu juga kami rasakan sepanjang tahun 2020. Akibat pandemi, kegiatan bazar, expo dan pameran dicancel yang menyebabkan mandegnya kegiatan pemasaran secara offline.
Namun, bukan enterpreuner sejati namanya kalau tidak memiliki seribu satu macam cara untuk pemasaran produk. Banyak cara bisa kita lakukan untuk memasarkan produk yang kita punya selama pandemi. Mulai dari memasang foto pada story WA, mengirim chat secara pribadi pada semua kontak yang dipunya, membuat postingan pada Facebook atau Instagram, bahkan memasarkan pada marketplace yang tentu saja banyak kompetitornya.
Tidak mau dibilang latah, kami pun ikut-ikutan mengenalkan produk pada akun Facebook dan Instagram yang kami punya. Memasang foto produk terbaik dan menuliskan deskripsi yang seolah-olah "inilah produk paling baik" dengan tujuan merayu konsumen agar segera memiliki produk kita. Ya, agak berat memang karena produk yang kami tawarkan bukan produk kebutuhan primer yang dikonsumsi setiap hari.
Produk kami dengan brand "aqila craft"
Berbicara strategi pemasaran, rasanya sangat pas jika mengikuti pelatihan belajar menulis gelombang 17 malam ini. Memasuki pertemuan ke 16, mengusung judul yang sangat menarik yaitu "Teknik Memasarkan Buku". dengan menghadirkan narasumber yang luar biasa yaitu bapak Agustinus Subardana dan moderator yang membahana yaitu bu Aam Nurhasanah, acara dibuka dengan doa bertujuan mendapat keberkahan.
Lalu, bagaimana strategi dan teknik pemasaran buku di masa pandemi? Media apa yang ccocok digunakan untuk pemasaran? Semua akan dikupas secara tuntas oleh pak Agus. Siapa sih pak Agus itu? Rupanya, pak Agustinus Subardana merupakan Direktur Pemasaran Penerbit Andi (wow, wow, wow). Pemilik akun Literasikangagus.blogspot.com ini, akan mencoba menceritakan bagaimana sih cara memasarkan buku? Apalagi pada peneribit mayor. Yuk kita simak penjelasan beliau.
Pak Agus memulai cerita dengan kilas balik mengenai pemasaran buku saat pandemi di awal 2021. Beliau menuturkan bahwa di tengah melesunya bisnis di berbagai industri akibat pandemi Covid-19, industri penerbitan buku justru bertumbuh. Merujuk laporan Nielsen BookScan ICM, penjulan buku di global hingga akhir pekan di bulan Juli 2020 (YTD) mengalami pertumbuhan cukup signifikan.
Genre buku yang mengalami kenaikan adalah genre “Food & Drink” yang pertumbuhannya mencapai 33% atau menjadi 2,8 juta Euro. Selanjutnya, pada genre Fiksi tumbuh 9% (menjadi 7,1 juta Euro), genre Leisure & Lifestyle tumbuh 37% (menjadi 1,4 juta Euro), genre Personal Development tumbuh 11% (menjadi 2,2 juta Euro), dan genre Children & Young Adult Non-Fiction tumbuh 15% (menjadi 1,5 juta Euro).
Sungguh fakta yang mencengangkan, meskipun di tengah pandemi namun tidak menyurutkan semangat pecinta literasi untuk menyalurkan hobinya.
Lalu, bagimana dengan Indonesia? Apakah juga mengalami peningkatan? Menurut Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Rosidayati Rozalina, seperti yang kita kutip dari situs resmi www.ikapi.org, industri penerbitan nasional terdampak cukup keras dalam terpaan pandemi. Lantaran, tutupnya toko-toko buku, sekolah-sekolah, dan pengadaan buku oleh dinas/perpustakaan.
Berdasarkan hasil survei Ikapi, sebanyak 58,2% penerbit mengeluhkan penjualan yang turun lebih dari 50%. Separuh penerbit juga menyebutkan merosotnya produktivitas karyawan secara tajam dalam kondisi work from home (WFH) saat ini. Bahkan, sebanyak 60,2% penerbit menyatakan bahwa mereka hanya sanggup menggaji karyawan selama tiga bulan dan hanya 5% yang menyatakan sanggup bertahan sampai satu tahun.
Kendati demikian, tidak semua penerbitan buku mengalami penurunan penjualan. Ada sejumlah penerbitan buku di Indonesia justru mengalami pertumbuhan yang signifikan selama pandemi di 2020. Tak terkecuali Penerbit Andi Offset, yang masih bisa bertahan dan bertumbuh. Tahun 2021, Penerbit Andi akan membuka cabang representative (Stokis) sebanyak 120 titik di kota & kabupaten di indonesia. Sungguh prestasi yang luar biasa di tengah cobaan pandemi.
Salah satu fenomena menarik di industri penerbitan buku pada masa pendemi adalah bertumbuhnya penjualan di kanal online. Pemanfaatan WA, akun FB dan IG serta market place harus dioptimalkan guna menunjang kegiatan pemasaran.
Dalam rangka mempertahankan Industri Penerbitan Buku, agar tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka perlu strategi pemasaran. Srategi Pemasaran biasanya hampir dipakai oleh semua wirausaha, entreprenur yang menjalankan bisnis.
Penerbit ANDI Offset menerbitkan buku cukup banyak kategori produk yaitu ada 32 kategori produk buku ( Kategori buku Anak, buku Bisnis, Buku Pertanian, Buku Fiksi - Novel, Buku Pengembangan Diri, Buku Teks ) dan telah menerbitkan buku lebih dari 15.000 judul buku (dapat di kunjungi ke website kami : www.andipublisher.com ).
Pada umumnya kegiatan pemasaran buku berkaitan dengan berkoordinasi beberapa kegiatan bisnis . Sehingga strategi pemasaran pada umumnya di pengaruhi oleh faktor yang meliputi :
1. Faktor mikro yaitu perantara, pemasok, pesaing dan masyarakat.
2. Faktor makro yaitu demografi, ekonomi, politik, hukum, teknologi, fisik dan sosial budaya.
Sedangkan strategi pemasaran dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Strategi Pemasaran Buku serangan Udara (on line)
2. Strategi pemasaran buku serangan Darat ( off line )
Directselling
Pemasaran Buku melalui Directselling ini dipetakan berdasarkan jenis katagori buku yang diterbitkan . Jenis kategori buku penjualan lewat Directselling ini dibagi menjadi beberapa target pasar yaitu :
- Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA, SMK).
- Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kuliah
- Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum
Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales).
Sebagi penutup, Pak Agus memberikan qoutes untuk memberikan suntikan semangat pada peserta pelatihan penulis.
"Jangan pernah ragu meniru penulis lain. Setiap seniman yang tengah mengasah keterampilannya membutuhkan model. Pada akhirnya, Anda akan menemukan gaya sendiri dan menanggalkan kulit penulis yang Anda tiru"
Bagaimana dengan anda? Apakah tetap melanjutkan tulisan? Atau menyerah pada pandemi?
Semangat berkarya, semangat menginspirasi
Membaca hal menarik
BalasHapusTerima kasih pak
Hapussemangat berkarya, semangat menginspirasi
Jadi penasaran sama Aqila craftnya 😁
BalasHapushahaha, jangan bu
Hapustakut tidak kuat.
semangat berkarya, semangat menginspirasi
Selalu super resumenya pak...intronya keren...ada gambarnya...ditambah dengan kata-kata sendiri...T O Plah pokoknya pak 😁👍
BalasHapushehehe, terima kasih pak
Hapussaatnya yang muda, yang berkarya
semangat berkarya, semangat menginspirasi
Mantap...Resumenya masuk...Juga ada Promosi hebaat
BalasHapushehehe
Hapussekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui pak
semangat berkarya, semangat menginspirasi
Mantap bin keren tulisan. Enak dibacanya dan menginspirasi. Selamat berkarya dan tetap semangat. Good job.
BalasHapusTerima kasih pak Nana
Hapussemangat berkarya, semangat menginspirasi
Masyaallah... mantap dan keren selalu Pak Miftah. Semangat dan karya yang luar biasa. Sangat menginspirasi.
BalasHapusTerima kasih bunda Gisya
Hapussemangat berkarya, semangat menginspirasi
Mantabz dan keren sllu pak miftah..salut...
BalasHapusTerima kasih bu aida
Hapussemangat berkarya, semangat menginspirasi