Rabu, 30 September 2020

CERITA DARI NEGERI DI ATAS AWAN

 

    Entah bagaimana, oleh siapa dan karena apa aku bisa menuju tempat ini. Ya, tak pernah terbersit dalam pikiranku bisa sampai di tempat ini. Menyusuri jalanan beraspal, yang tak terlalu lebar dan hanya cukup dilalui satu kendaraan roda empat dan itupun tidak bisa berpapasan. Perjalanan kurang lebih selama 3,5 jam dari tempatku sampai sini, negeri di atas awan. Jalan berliku, tanjakan dan turunan seolah menjadi saksi perjalanan. Semua seakan terbayar dengan suguhan pemandangan yang MasyaAllah. Hamparan tanaman tembakau juga semerbak dan hijaunya kebun teh, memanjakan setiap mata yang melintasinya. Tak sedikit muda mudi yang sengaja mendatangi tempat ini meski hanya sekadar ingin berswa foto dengan latar Gunung Sindoro yang angkuh menjulang.

    Negeri di atas awan, kedatanganku ke sini bukan tanpa tujuan. Dengan membawa misi "perjalanan ke barat" kumantapkan niat dan kubulatkan tekad. Tanpa saudara tanpa kerabat, dan hanya dengan modal nekat. Berharap mendapat teman baru yang lebih dari sahabat. Selain pemandangan alam yang menakjubkan, ternyata negeri di atas awan juga memiliki orang-orang dengan pribadi yang patut diacungi jempol. Orang-orang yang ramah, terbuka dan low profile, menjadikanku mudah beradaptasi dengan mereka. Datang dengan tujuan yang sama, mencari kebenaran dari sang guru. Seiring intensitas tatap muka, menjadikan kami tidak hanya sekadar teman, keakraban bak sebuah keluarga tanpa KK. Tidak ada jaim-jaiman, ngobrol ngalor ngidul sembari menikmati suguhan teh panas lengkap dengan tempe kemul dan gebleg buatan mak nuk. Sederhana memang, ya sesederhana pertemuan yang tanpa direncanakan.

    Perjalanan ke negeri di atas awan, mungkin hanya akan jadi cerita. Cerita yang akan luntur seiring dengan berkurangnya jatah kehidupan. Tapi, tidak untukku. Esok, lusa, bahkan selamanya akan tetap terkenang. Terima kasih sang guru, sahabat, semuanya yang telah mewarnai catatan perjalananku di dunia fana.

Selasa, 29 September 2020

KWETIAU

 


    Bocah kecil dengan ukuran tubuh tidak terlalu tinggi dibandingkan teman-teman seusianya itu bernama Reyza. Sejak duduk di bangku kelas 2, sudah menampakkan bakatnya dalam berbicara di depan umum. Cerewet, usil, dan dengan nada suara yang tinggi ketika berbicara menjadi ciri khasnya. Ah, palingan hanya ingin mencari perhatian, pikirku. Rasa ingin tahu (kepo) yang sangat besar membuat saya tertarik dengan anak ini. Tidak akan berhenti bertanya, ketika belum mendapat jawaban yang sesuai dengan hatinya. Anak desa yang lugu ini benar-benar istimewa di mataku.

    Pada saat itu,  bulan Mei 2012 tepatnya, kusodorkan selebaran yang berisi event Lomba Pildacil setingkat Kabupaten dalam rangka memeriahkan pameran buku di Demak. Dibaca berulang ulang sambil berpikir, ikut tidak ya?? Kutantang dia,"berani tidak? Jangan hanya jago kandang". Mendapat tantangan dari saya, nyalinya semakin berkobar."Ya pak, saya ikut. tapi ada syaratnya". Wah, belum juga berperang, sudah minta syarat, gumamku. "Kalau pak guru boleh tahu, apa syaratnya?" kucoba mengulik apa yang menjadi keinginannya selama ini. "Kalau aku menang, aku ingin makan makanan yang belum pernah kumakan." timpalnya. "Burger, pizza, atau spageti?" tanyaku sambil nyerocos. "Bukan pak, aku pengen makan kwetiau". Dalam hati saya berkata, "Buset, ini anak tau dari mana kwetiau" (maklum, di desa adanya pecel atau bakso) . "Oke", aku pun menyanggupinya.

    Hari yang ditunggu telah tiba, dengan kubonceng sepeda motor bututku, kuantar Reyza ke tempat lomba. Datang pertama kali (maklum dari desa, hihihi), lalu kudaftarkan pada panitia. Wajahnya tampak pucat melihat panggung yang digunakan untuk lomba nantinya. Wajah tambah pucat ketika melihat peserta lain mulai berdatangan. Kutenangkan dia sambil kuajak jalan-jalan melihat stand pameran buku. Tepat ketika namanya dipanggil untuk tampil, wajahnya sudah kembali normal, dan kondisinya sudah tenang. "Alhamdulillah", ucapku. Kusemangati dia agar fokus pada penampilannya. Yes, sesuai ekspektasi, semua berjalan dengan lancar. Setelah menunggu beberapa saat, dewan juri mengumumkan hasil lomba. Nama Reyza bertengger di posisi kedua. "Yaaaaah, gak jadi makan kwetiau" teriaknya sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. "Jadi dong, kan kamu menang, meski di posisi kedua" sahutku. Reyza tetap jadi pemenang, pemenang di hatiku.

*in frame Reyza Budi Prakoso dan Bapak Bambang Intan S, S.Pd (Kepala SD Negeri Raji Demak)

Senin, 28 September 2020

Bolehlah Raga Terpasung, Asalkan Karya Lepas Melambung

 

    Manusia merupakan makhluk yang memiliki pikiran dan mampu melambung melampaui keterbatasan ruang dan waktu. Rumah bukanlah penjara karya. Ia boleh membatasi, namun imajinasi harus dibumbung tinggi. Masa pandemi bukanlah penghalang untuk belajar dan berkarya. Justru dalam keterbatasan, semangat berkarya harus dilecut agar dari tempat sempit diri berdiam tercipta karya yang dapat dinikmati sepanjang zaman.

    Siang itu gadget berdering, lalu segera kuangkat panggilan. Rupanya panggilan telepon itu dari salah seorang sahabat dari Wonosobo, yang berprofesi sebagai guru sekaligus penulis terkenal, mengabarkan bahwa akan ada event "Diklat Online Membuat Blog Pembelajaran itu Mudah". Wow, tawaran yang sangat menarik. Kapan lagi bisa belajar bareng orang-orang hebat. Tanpa pikir panjang, segera saya mendaftar untuk mengikuti diklat online ini.

    Senin, 28 September 2020 cuaca siang hari terasa panas, dan mata terasa berat, kumantapkan niat untuk belajar bersama APKS PGRI Jawa Timur  melalui aplikasi zoom. Luar biasa, itu kesan pertama yang bisa tersampaikan. Rupanya rekan guru se Indonesia ikut berpartisipasi ingin menimba ilmu bersama. Acara dipandu oleh Bapak Drs. Bambang Sutego, M.M dan dibuka secara resmi oleh Ketua PGRI Propinsi Jawa Timur Bapak Drs. Teguh Sumarno, M.M. Dilanjutkan penyampaian materi yang begitu jelas tentang pembuatan blog oleh Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd. Rekan guru yang  begitu antusias mendengar penyampaian materi membuat saya tambah bersemangat menyimak penjelasan Om Jay. Terima kasih APKS PGRI Propinsi Jawa Timur yang telah melaksanakan acara ini.

PROFIL

  Nama : Miftahul Hadi, S.Pd. Unit Kerja : SD Negeri Raji 1 Demak Jabatan : Guru Kelas Surel : miftahulhadi83@guru.sd.belajar.id No WA : 085...