Jumat, 22 Januari 2021

MENULIS? SIAPA TAKUT (9) Bersama Bu Ditta

 


Ketika kita sudah membulatkan tekad untuk menjadi penulis, bukan sekadar perkara menorehkan pena di atas kertas atau menekan keyboard pada komputer, kita juga disuguhkan pada berbagai macam konsekuensi yang siap atau tidak siap harus kita hadapi. Menilik judul pelatihan menulis malam ini pada flyer yang berbunyi "Mental Seorang Penulis" rupanya menyiratkan makna yang sangat dalam, yang dapat kita jadikan benteng pertahanan supaya kita tetap berdiri kokoh menerima serangan dari negara api (hehehehe), maksudnya komentar dari para pembaca yang suka atau bahkan nyiyir dengan tulisan kita.

Apa sih yang kudu dipersiapkan seorang penulis? Mental yang bagaimana yang harus dimiliki seorang penulis? Penasaran? Yuk, kita simak ulasan berikut ini.

Dengan dipandu Pak Cip yang penuh wibawa, acara pelatihan menulis sesi ke 9 dimulai tepat pukul 19.00 WIB. Sebelum melanjutkan acara, pak Cip memimpin peserta untuk berdoa agar acara berjalan lancar dan mendapat ilmu yang berkah. Ibu guru muda, cerdas, berprestasi dan multi talenta bernama Ditta Widya Utami, S,Pd ditunjuk untuk menjadi narasumber malam ini.

Wanita kelahiran Subang 30 tahun yang lalu ini berhasil menyelesaikan program studi PPG Daljab 3 UNM tahun 2020. Di sela-sela kesibukannya sebagai pengajar dan penggiat literasi, Bu Ditta berhasil mempersembahkan karya terbaiknya berupa 4 buku solo yang salah satunya berjudul "Lelaki di Ladang Tebu" terbit tahun 2020 serta 10 buku antologi. Wow, sungguh karya yang luar biasa.

Selain itu, istri dari bapak Muhammad Kholil, S.Pd I juga pernah meraih berbagai macam penghargaan di bidang literasi, diantaranya :
1. Peraih Parasamya Susastra Nugraha (100 Guru Penulis Jawa barat) 2020
2. Peraih Parasamya Suratma Nugraha (Penggerak Literasi) 2020
3. Penghargaan Bupati Subang (2020) di bidang kepenulisan
Merupakan suatu pencampaian yang luar biasa di usia yang masih muda.

Bu Ditta juga aktif memberikan berbagai tips tentang dunia tulis menulis yang dapat kita tengok pada kanal Youtube dengan mengetik ditta widya utami (sudah saya subscribe lho, heheh), ataupun pada instgram dan twitter dengan akun @dittawidyautami.



Kembali pada materi  malam ini yang memacu gairah saya untuk terus melanjutkan perjalanan ke barat, hehehe. Melanjutkan menyimak materi tentang mental seorang penulis maksudnya. Berikut mind map mental seorang penulis, dari sini kita sudah mendapat gambaran, apa-apa saja bekal yang harus kita siapkan.


1. Siap Konsisten

"Teruslah menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi." (Omjay)
Satu kutipan di atas sebetulnya sudah cukup menjadi bekal untuk kita sebagai penulis pemula. Jika kita sudah berniat untuk meningkatkan skill menulis, maka kita harus ingat bahwa menulis adalah sebuah kata kerja. Artinya, harus ada tindakan nyata.

2. Siap Dikritik

Saat kita memutuskan untuk memublikasikan hasil tulisan kita di blog/buku/media sosial/media massa, maka penting kita sadari bahwa tulisan kita telah menjadi "milik publik". Dengan demikian, kita harus menyiapkan mental untuk menerima masukan dari publik. Tak hanya bersiap untuk komentar baik, kita pun harus bersiap bila ternyata ada yang mengkritik dengan cukup tajam atas tulisan kita. Dengan adanya masukan/kritik dari berbagai pihak, kita bisa mengetahui kekurangan dalam tulisan kita. Bukan hanya dari kacamata sendiri, tapi juga dari kacamata pembaca.

3. Siap Belajar

Ada dua cara yang dapat ditempuh :

a. Melakukan riset
Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tulisan adalah dengan melakukan riset. Bisa dengan berkunjung ke perpustakaan, berkunjung ke toko buku untuk mengamati buku-buku best seller, melacak apa yang sedang menjadi trend di sosial media maupun dengan google traffic, dsb.

b. Tambah Bacaan
Saat ini, dimana literasi begitu digaungkan, maka kita harus menyiapkan mental untuk siap menjadi orang yang literat. Salah satunya dengan meningkatkan daya baca.

4. Siap Ditolak

Saat naskah kita ditolak, coba lagi dan lagi. Atau cari alternatif lain. Misal dengan menerbitkan sendiri atau dipublish di berbagai media sosial.

JK Rowling pernah ditolak belasan penerbit. Dewi "Dee" Lestari sang penulis Supernova pun pernah merasakan ditolak penerbit. Bahkan sekelas novelis horor Stephen King pun pernah ditolak.

Bayangkan, jika mereka berhenti berjuang saat ditolak penerbit satu dua kali, mungkin saat ini kita tidak akan mengenal karya karya hebat mereka.

5. Siap Menjadi "Unik"

The last but not least. Mental yang perlu kita tanamkan untuk menjadi penulis adalah just be yourself. Jadilah diri sendiri. Jadilah unik.

Maksudnya dalam menulis nggak perlu terlalu ikut-ikutan seperti orang kebanyakan. Tulis saja apa yang paling kita sukai. Yang paling sesuai dengan diri kita.

Jadilah penulis jujur yang apa adanya dan ada apanya. Tidak dibuat-buat/dipaksakan (apa adanya) namun tetap berbobot (ada apanya). *Yang kedua bisa kita tingkatkan dengan terus berlatih menulis dan membaca.


Benar-benar beruntung bisa ngangsu kawruh bersama narasumber hebat, mendapat Ilmu baru yang harus saya garis bawahi dan kalau perlu saya stabilo supaya tidak lupa, hehehe. Menulislah apa yang ingin kamu tulis, dan jadilah manusia yang merdeka, sepenggal quotes yang akan memompa gairah untuk terus menghasilkan karya.

20 komentar:

  1. Waah sama dengan yang lainnya mantul, gercep namun ttp tulisannya berbobot dan enak tuk dibaca. Lanjutkan !

    BalasHapus
  2. terima kasih pak Nana, anda berlebihan, hehehe. semangat berkarya, semangat menginspirasi

    BalasHapus
  3. Waah mantap, gercep pula. Mantap dan semakin sempurna tulisannya. Lanjutkan!

    BalasHapus
  4. Wah, rupanya pertanyaan chat jadi bahan wawancara. Hihih ... Mohon maaf karena salah sebut kata pengganti saat menjawab 🙏🏻 resumenya enak dibaca. Terima kasih telah berkenan membuat resume dari manusia biasa ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih bu Ditta atas apresiasinya. salut dengan pencapaian panjenengan. semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  5. Keren...semakin mantap.tetap semangat untuk berkarya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih, semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  6. Mantap..tulisan semakin bagus.semangat ya pak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih ibu, masih tahap belajar ini, heheh. semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  7. Suasana beda memang akan kita temukan saat walking blog

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibu, saya hanya butiran debu di khatulistiwa yang mencoba menuliskan apa yang saya bisa, hehehe. semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  8. Keren pak. Bahasanya gak membosankan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih ibu, semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  9. Ngangsu Kawruh apa artinya? Terima kasih sudah mengerjakan tugasnya dengan baik. Semangat ya

    BalasHapus
    Balasan
    1. bantu jawab bu aam, ngangsu kaweruh = menimba ilmu hehehehe
      joss pak resume nya

      Hapus
    2. Terima kasih bu Aam, terima kasih bu khusnul sudah membantu menjelaskan. hehehe. semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  10. Balasan
    1. Terima kasih pak yuliasman, saya banyak belajar dari panjenengan. semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  11. Singkat, padat, dan jelas, mantap pak...

    BalasHapus

PROFIL

  Nama : Miftahul Hadi, S.Pd. Unit Kerja : SD Negeri Raji 1 Demak Jabatan : Guru Kelas Surel : miftahulhadi83@guru.sd.belajar.id No WA : 085...