Senin, 24 Oktober 2022

MENGAMBIL KEPUTUSAN? PEGANG TEGUH NILAI KEBAJIKAN.




KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN.

 Tujuan Pembelajaran Khusus :

1.  CGP membuat kesimpulan (sintesis) dari keseluruhan materi yang didapat dengan beraneka cara dan media.

2.  CGP dapat melakukan refleksi bersama fasilitator untuk mengambil makna dari pengalaman belajar dan mengadakan metakognisi terhadap proses pengambilan keputusan yang telah mereka lalui dan menggunakan pemahaman barunya untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan yang dilakukannya.

 

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~


Keterampilan pengambilan keputusan sangat dibutuhkan oleh seorang pendidik, utamanya mereka yang dipersiapkan sebagai pemimpin pembelajaran. Proses pengambilan keputusan yang baik harus melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang bijak dan mengakomodir semua pihak. Berikut akan disajikan koneksi antar materi modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin dengan modul-modul sebelumnya

a.  Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap triloka adalah salah satu filosofi Ki hajar Dewantara, Pratap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi, dan di belakang memberikan dukungan.

Yang pertama di depan memberi teladan artinya sebagai pemimpin pembelajaran di depan kita harus memberi teladan, harus memberi pengaruh kepada orang lain dalam mengambil keputusan yang sesuai nilai kebajikan, kita harus menjadi panutan bagi murid-murid dalam mengambil keputusan. Kedua di tengah kita harus membangun motivasi artinya kita harus mampu menumbuhkan motivasi intrinsik dalam diri orang lain (murid dan rekan sejawat) agar berusaha untuk mengambil keputusan yang sesuai nilai kebajikan atas situasi yang dihadapi serta dapat mempertanggung jawabkan keputusan tersebut. Ketiga dibelakang memberi dukungan artinya sebagai penuntun dalam pembelajaran seyogyanya kita selalu memberikan dukungan kepada keputusan yang diambil oleh orang lain (murid dan rekan sejawat) yang telah sesuai dengan nilai nilai kebajikan dari situasi yang dihadapi.

    Dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran kita harus memperhatikan unsur nilai nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan. Itulah mengapa asas Pratap triloka dari Ki Hajar Dewantara sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan berbasis nilai nilai kebajikan sebagai pemimpin.

b.  Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

    Dalam diri kita,  kita memiliki nilai-nilai kebajikan yang kita percaya berada dalam diri kita sendiri. Nilai-nilai tesebut antara lain tanggung jawab, kejujuran, kepedulian, kasih sayang, kesetiaan, integritas, dan lain-lain. Dalam menentukan prisip pengambilan keputusan tentunya kita akan berpegang pada nilai nilai yang kita percaya tersebut. Misalnya jika kita berpegang pada nilai kepedulian dan kasih sayang maka nantinya prinsip yang kita gunakan dalam mengambil keputusan adalah berpikir berbasis rasa peduli. Berbeda jika nilai kejujuran, kesetiaan dan integritas, prinsip pengambilan keputusannya yaitu berpikir berbasis peraturan. Dan jika kita berpegang pada manfaat untuk orang banyak maka prinsip yang kita gunakan adalah berpikir berbasis hasil akhir. Itulah kaitan antara nilai kebajikan universal dengan prinsip pengambilan keputusan.

c.  Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan “coaching” (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi “coaching” yang telah dibahas pada sebelumnya.

    Pengambilan keputusan erat kaitannya dengan kegiatan coaching. Coaching bertujuan untuk menggali potensi yang ada dalam diri coachee dari berbagai aspek diantaranya adalah keterampilan pengambilan keputusan pada situasi yang di hadapi. Berkaitan dengan  langkah pengujian pengambilan keputusan Teknik coaching alur tirta membantu kita dalam membuat pertanyaan terbuka dan reflektif untuk menguji terkait keputusan yang kita ambil sudah tepat.

d.  Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

    Dalam pengambilan keputusan yang berbasis pada nilai-nilai kebajikan diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness), dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) sehingga diharapkan dalam proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dalam kesadaran penuh (mindfulness), keputusan tersebut berdasar pada kepercayaan diri terhadap nilai-nilai yang diyakini untuk kepentingan orang banyak atau lebih utama harus berpusat pada murid. Kesadaran dan tanggung jawab atas apa yang telah diputuskan tersebut. Keputusan diambil dari musyawarah dan saran dari berbagai pihak. Dalam hal ini kerjasama harus terjalin yang termasuk dalam keterampilan berelasi.

e.  Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

    Ketika kita menjadi pendidik tentunya akan mendapatkan banyak kasus baik dilema etika ataupun bujukan  moral. Kasus-kasus ini harus kita putuskan. Pengambilan keputusan tentunya akan kita dasarkan pada nilai nilai yang kita percaya dan yakini. Sebagai pendidik kita memiliki nilai-nilai antara lain mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid, tentunya akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang pendidik. Nilai-nilai yang kita miliki akan memberikan tuntunan dan arahan kepada kita dalam mencapai visi Pendidikan yang berpihak pada murid. Diharapkan dari nilai-nilai pendidik tersebut dapat membantu kita mengambil keputusan yang bijak dan berpihak pada murid.

f.  Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 Pengambilan keputusan yang tepat tentu memiliki dampak yang besar pada terciptanya lingkungan yan positif, kondusif, aman, dan nyaman. Oleh sebab itu dalam pengambilan sebuah keputusan kita perlu menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan. Jika keputusan yang kita ambil sudah sesuai dan lulus uji dalam 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan tersebut pasti keputusan yang kita ambil bersifat positif. Jika pengambilan keputusan kita bersifat positif maka dampaknya linkungan akan kondusif aman dan nyaman.

g.  Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan anda?

    Tantangan yang ada dalam menjalankan keputusan adalah keputusan yang kita ambil tidak seutuhnya akan diterima oleh semua pihak, tentunya ada salah satu pihak yang tidak setuju, hal yang dapat kita lakukan adalah berkomunikasi secara poitif dengan cara memberikan pengarahan dan penjelasan kepada semuanya terkait dengan nilai-nilai kebajikan dalam keputusan tersebut serta menjelaskan keputusan tersebut memberikan manfaat bagi banyak orang. Terkait dengan perubahan paradigma, kita tidak bisa serta merta merubah pardigma lama di sekolah menjadi paradigma baru yang lebih positif, yang dapat kita lakukan adalah sosialisasi, komunikasi, implementasi bertahap secara sedikit demi sedikit dari perubahan kecil yang nantinya akan berkembang menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi budaya postitif.

h.  Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

    Sebagai seorang pemimpin pembelajaran tentunya pengambilan sebuah keputusan akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran dan pengajaran yang diberikan pada murid-murid. Penentuan metode, strategi, model dan cara yang dipilih dalam memberikan proses pembelajaran merupakan sebuah pengambilan keputusan. Keputusan yang diambil haruslah berdampak bagi murid-murid. Selaras dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara maka dalam pengambilan keputusan haruslah didasarkan pada kebutuhan, kodrat dan potensi anak. Dengan memandang hal tersebut maka keputusan yang kita ambil akan dapat memerdekakan murid-murid kita baik dari aspek pengetahuan, keterampilan maupun sikapnya.

i.  Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

    Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering menyelesaikan kasus dilema etika ataupun bujukan moral dengan mengambil keputusan yang benar-benar bijak sesuai dengan unsur nilai-nilai kebajikan universal yang bertanggung jawab serta berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan maka hal yang harus kita lihat adalah konsekuensinya terhadap masa depan anak. Jika kita mengambil keputusan seharusnya memperhatikan jangka ke depannya. Bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan murid kita. Untuk itu kita harus mengambil keputusan yang bijak. Keputusan yang kita ambil harus benar berhati-hati dan keputusan yang baik untuk kesuksesan dan masa depan murid.

j.  Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

    Kesimpilan yang dapat saya ambil dari pembelajaran modul pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin adalah kita harus dapat menjadi among bagi murid kita sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara yaitu Pratap Triloka. Dalam mengambil keputusan kita harus memilki kompetensi sosial emosional mulai dari kesadaran diri, kesadaran sosial, manajemen  diri, dan kemampuan berhubungan sosial. Sebagai pemimpin pembelajaran kita juga harus dapat memerdekakan murid dengan memberikan pembelajaran berdiferensiasi agar murid dapat mengambil keputusan memilih pembelajaran sesuai dengan kebutuhan belajarnya masing-masing. Pengambilan keputusan juga tidak terlepas dari keterampilan coaching dengan menerapkan teknik alur tirta agar kita dapat membuat pertanyaan terbuka dan reflektif untuk menguji pengambilan keputusan yang akan kita buat, hal ini akan membantu kita mengambil keputusan yang tepat sesuai 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian pengambilan keputusan.

k.  Sejauh mana pemahaman anda tentang konsep-konsep yang telah anda pelajari di modul ini yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah ha-hal yang menurut anda di luar dugaan?

Menurut pemahaman saya dilema etika adalah situasi di mana kita dihadapkan pada nilai nilai yang sama sama benar namun bertentangan. Sedangkan bujukan moral yaitu situasi di mana kita dihadapkan antara nilai benar dan salah. Nilai-nilai yang saling bertentangan antara lain: kasih sayang, kepedulian, kejujuran, kesetiaan, keadilan, keselamatan dan lainnya.

4 paradigma pengambilan keputusan antara lain: Individu lawan kelompok, keadilan lawan rasa kasihankebenaran lawan kesetiaan, serta jangka pendek lawan jangka panjang.

3 prinsip pengambilan keputusan antara lain: berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, dan berpikir berbasis rasa peduli.

9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan antara lain: Mengenali nilai nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini, Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, Pengujian benar atau salah yaitu melalui (uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), Pengujian paradigma benar lawan benar, Melakukan prinsip resolusi, Investigasi opsi Trilema, Buat keputusan, Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Hal hal yang diluar dugaan saya adalah ternyata kita sering mengalami berbagai kasus baik dilema etika dan bujukan moral yang sebelumnya saya tidak memahami kasus yang saya alami itu masuk ke dilema etika atau bujukan moral. Hal lain yang tidak terduga adalah ternyata dalam pengambilan keputusan kita bisa menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian agar keputusan yang kita ambil itu benar dan bijak.

l.  Sebelum mempelajari modul ini pernahkah anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral delima? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang anda pelajari di modul ini?

    Sebelumnya saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pada kasus dilema etika namun tidak saya sadari karena belum mempelajari modul pengambilan keputusan bebasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin. Bedanya hanya sebelumnya saya mengambil keputusan tanpa melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan  9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan dan hanya berdasarkan pada peraturan dan hati nurani saja. Kalau setelah memepelajari modul ini setiap pengambilan keputusan harus menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah  pengambilan dan pengujian keputusan agar keputusan yang kita ambil benar-benar telah lulus uji tanpa ada pertanyaan lain.

m.  Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat anda, perubahan apa yang terjadi pada cara anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

    Setelah mempelajari konsep ini, saya dapat memahami perbedaan dilema etika dan bujukan moral. Dalam pengambilan keputusan saya lebih bijak dengan menerapkan pengambilan keputusan melalui 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pengambilan keputusan harus sesuai unsur nilai-nilai kebajikan serta tanggung jawab dan berpihak pada murid.

n.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi anda sebagai seorang individu dan anda sebagai pemimpin?

    Sebagai seorang individu, mempelajari topik ini merupakan hal yang penting karena untuk memutuskan sesuatu tentunya harus dapat diterima oleh banyak orang dan dapat dipertanggungjawabkan apalagi sebagai pemimpin tentu saja pemahaman dan pengetahuan tentang hal-hal yang baru sangat penting apalagi berkaitan dengan tupoksi sebagai pemimpin yang nantinya akan berdampak positif bagi lingkungan pendidikan.

Salam guru penggerak.
Guru bergerak, Indonesia maju.

Semangat Berkarya, Berdedikasi, Menginspirasi.
Miftahul Hadi
CGP Angkatan 5 Kab. Demak

2 komentar:

  1. Materi yang Pak Miftah paparkan sangat bagus sesuai dengan perkembangan zaman, mampu menginspirasi saya untuk kedepan lebih maju. Tingkatkan Pak ! Semoga sukses untuk selanjutnya

    BalasHapus

PROFIL

  Nama : Miftahul Hadi, S.Pd. Unit Kerja : SD Negeri Raji 1 Demak Jabatan : Guru Kelas Surel : miftahulhadi83@guru.sd.belajar.id No WA : 085...