Selasa, 29 September 2020

KWETIAU

 


    Bocah kecil dengan ukuran tubuh tidak terlalu tinggi dibandingkan teman-teman seusianya itu bernama Reyza. Sejak duduk di bangku kelas 2, sudah menampakkan bakatnya dalam berbicara di depan umum. Cerewet, usil, dan dengan nada suara yang tinggi ketika berbicara menjadi ciri khasnya. Ah, palingan hanya ingin mencari perhatian, pikirku. Rasa ingin tahu (kepo) yang sangat besar membuat saya tertarik dengan anak ini. Tidak akan berhenti bertanya, ketika belum mendapat jawaban yang sesuai dengan hatinya. Anak desa yang lugu ini benar-benar istimewa di mataku.

    Pada saat itu,  bulan Mei 2012 tepatnya, kusodorkan selebaran yang berisi event Lomba Pildacil setingkat Kabupaten dalam rangka memeriahkan pameran buku di Demak. Dibaca berulang ulang sambil berpikir, ikut tidak ya?? Kutantang dia,"berani tidak? Jangan hanya jago kandang". Mendapat tantangan dari saya, nyalinya semakin berkobar."Ya pak, saya ikut. tapi ada syaratnya". Wah, belum juga berperang, sudah minta syarat, gumamku. "Kalau pak guru boleh tahu, apa syaratnya?" kucoba mengulik apa yang menjadi keinginannya selama ini. "Kalau aku menang, aku ingin makan makanan yang belum pernah kumakan." timpalnya. "Burger, pizza, atau spageti?" tanyaku sambil nyerocos. "Bukan pak, aku pengen makan kwetiau". Dalam hati saya berkata, "Buset, ini anak tau dari mana kwetiau" (maklum, di desa adanya pecel atau bakso) . "Oke", aku pun menyanggupinya.

    Hari yang ditunggu telah tiba, dengan kubonceng sepeda motor bututku, kuantar Reyza ke tempat lomba. Datang pertama kali (maklum dari desa, hihihi), lalu kudaftarkan pada panitia. Wajahnya tampak pucat melihat panggung yang digunakan untuk lomba nantinya. Wajah tambah pucat ketika melihat peserta lain mulai berdatangan. Kutenangkan dia sambil kuajak jalan-jalan melihat stand pameran buku. Tepat ketika namanya dipanggil untuk tampil, wajahnya sudah kembali normal, dan kondisinya sudah tenang. "Alhamdulillah", ucapku. Kusemangati dia agar fokus pada penampilannya. Yes, sesuai ekspektasi, semua berjalan dengan lancar. Setelah menunggu beberapa saat, dewan juri mengumumkan hasil lomba. Nama Reyza bertengger di posisi kedua. "Yaaaaah, gak jadi makan kwetiau" teriaknya sambil menutup wajah dengan kedua tangannya. "Jadi dong, kan kamu menang, meski di posisi kedua" sahutku. Reyza tetap jadi pemenang, pemenang di hatiku.

*in frame Reyza Budi Prakoso dan Bapak Bambang Intan S, S.Pd (Kepala SD Negeri Raji Demak)

8 komentar:

PROFIL

  Nama : Miftahul Hadi, S.Pd. Unit Kerja : SD Negeri Raji 1 Demak Jabatan : Guru Kelas Surel : miftahulhadi83@guru.sd.belajar.id No WA : 085...