Minggu, 04 April 2021

1 DASAWARSA, LAHIRKAN PARA JUARA KRIYA

 


Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) merupakan ajang untuk penyaluran bakat dan minat dalam bidang seni sekaligus pembetukan karakter peserta didik yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Kegiatan ini diperuntukkan bagi peserta didik mulai jenjang SD, SMP, SMA/SMK serta SLB.

Untuk jenjang SD, seleksi diadakan mulai dari tingkat kecamatan, lalu kabupaten/kota, berlanjut ke propinsi dan berakhir di tingkat nasional. Sedangkan untuk jenjang SMP, SMA/SMK serta SLB seleksi dimulai dari tingkat kabupaten/kota, lalu propinsi kemudian berakhir di tingkat nasional.

Salah satu cabang lomba yang dipertandingkan pada jenjang SD adalah kriya anyam. Seni kriya anyam pertama kali dijadikan cabang lomba yaitu tahun 2012. Dalam perlombaan ini, setiap peserta dituntut untuk dapat membuat karya kriya anyam yang bernilai guna tanpa meninggalkan kesan estetik dan artistik. Tentunya dengan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar.

SD Negeri Raji pun memulai debutnya untuk mengikuti ajang ini di tahun 2012. Diawali dengan hanya coba-coba, kami mengirimkan wakil dari kelas IV atas nama Ajik Bintoro. Mempersembahkan karya berupa box tissu berbahan dasar enceng gondok, Ajik berhasil memukau dewan juri dengan menyabet gelar juara 1 dan mewakili kecamatan Demak untuk mengikuti lomba yang sama di tingkat kabupaten. Keberuntungan rupanya belum berpihak padanya. Di tingkat kabupaten, Ajik hanya berpuas sebagai finalis.

box tissu karya Ajik Bintoro

Kemudian di tahun 2013, SD Negeri Raji kembali mengirimkan Ajik Bintoro untuk mengikuti lomba sejenis. Masih memanfaatkan bahan enceng gondok, Ajik membuat karya berupa miniatur vespa yang unik nan nyentrik. Rupanya, langkah Ajik harus terhenti di tingkat kecamatan. Ia harus berpuas hati meraih juara harapan 1 dan impian untuk melaju ke tingkat kabupaten pupus sudah.

miniatur vespa karya Ajik Bintoro

Kegagalan di tahun sebelumnya tidak lantas menyurutkan langkah anak-anak SD Negeri Raji untuk berprestasi. Tahun 2014, kami menyiapkan segala sesuatu dengan matang dan mengirimkan peserta didik pilihan atas nama Muhammad Faiz Shofan Nur. Dengan berbekal keahlian menganyam, Faiz mencoba memanfaatkan enceng gondok untuk disulap menjadi kap lampu tidur. Awal yang baik di tingkat kecamatan, Faiz berhasil meraih juara satu dan melenggang di tingkat kabupaten. 

Berkat ketekunannya berlatih, ia berhasil menggondol trophy dan menorehkan namanya sebagai juara II. Sungguh prestasi yang luar biasa dan belum pernah didapat sebelumnya.

Faiz dan karyanya

Tahun 2015, SD Negeri Raji kembali ambil bagian pada lomba kriya anyam FLS2N. Juniar Catur Purbaya didapuk untuk mewakili sekolah mengikuti perlombaan tersebut. Keranjang laundry berhail dibuat dengan memanfaatkan bahan enceng gondok dan rotan. Namun keberuntungan belum berpihak padanya. Ia harus berpuas diri sebagai juara harapan 1 di tingkat kecamatan.

Berlanjut di tahun 2016, semangat juang berkarya dan berprestasi kembali dikibarkan. Kami mengirimkan wakil atas nama M. Ferdiansyah untuk mengikuti lomba kriya anyam. Dengan memanfaatkan bahan dasar bambu, Ferdi mencoba membuat karya berupa vas bunga. Langkah Ferdi begitu mulus di tingkat kecamatan dengan meraih predikat juara pertama.

Di tingkat kabupaten, semua berjalan lancar. Ferdi berhasil memukau dewan juri dengan hasil karyanya. Ia pun berhasil membawa trophy juara 2 tingkat kabupaten.

Ferdi dan karyanya

Tidak mau berpuas diri sebagai runner up pertama, tahun 2017 kami menggembleng peserta didik untuk mengikuti lomba kriya anyam. Adam Raga terpilih sebagai wakil sekolah, dengan membuat karya berupa tas dengan memanfaatkan bahan rotan. Tidak mau kalah dengan senior-seniornya, Raga berhasil meraih juara 1 tingkat kecamatan.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Rupanya di tahun 2017, kriya anyam dihapus dari daftar cabang lomba FLS2N sehingga impian Adam Raga untuk melaju ke kabupaten sirna sudah.

Tak hanya tahun 2017, penghapusan cabang lomba kriya anyam berlanjut di tahun 2018. Ah, kegiatan yang positif mengapa harus dihentikan?

Cukup 2 tahun saja penghapusan cabang lomba kriya anyam, di tahun 2019 lomba tersebut kembali dimasukkan dalam daftar lomba FLS2N. Kami pun kembali melanjutkan estafet prestasi di bidang kriya. Memilih peserta didik atas nama 
M. Febri Ardiyanto, mencoba membuat karya vas bunga berbahan dasar bambu. Seleksi tingkat kecamatan berhasil dilalui dengan mengantongi predikat juara 1.

Di tingkat kabupaten, Febri harus berpuas diri sebagai juara ketiga dan mengubur impiannya melaju ki tingkat propinsi.

Tahun 2020 merupakan tahun cobaan, dimana virus covid-19 menggegerkan dunia tak terkecuali Indonesia. Sebelum pandemi menyerang, Demak telah melaksanakan seleksi FLS2N.

Ryko Kurniawan  merupakan perwakilan SD kami untuk mengikuti lomba kriya anyam. Dengan memanfaatkan limbah kertas semen, Ryko berhasil membuat karya berupa tas. Ia berhasil menorehkan namanya sebagai juara 1 kecamatan dan berhasil meraih tiket ke tingkat kabupaten.

Di tingkat kabupaten, Ryko rupanya berhasil menghipnotis dewan juri dan penonton dengan hasil karyanya. Tetapi Ryko harus berpuas hati meraih juara 3 kabupaten.

Masih dalam situasi pandemi, tahun 2021 Kabupaten Demak memberanikan diri untuk melaksanakan seleksi FLS2N secara langsung dengan protokol kesehatan yang ketat.

SD Negeri Raji mengirimkan siswa terbaiknya yaitu Radifa Maulana untuk mengikuti lomba kriya anyam. Dengan keahlian menganyam yang dimilikinya, Radifa mencoba membuat karya berupa tas berbahan dasar limbah kertas pembungkus kaca. Awal yang baik di tingkat kecamatan, Radifa berhasil mempertahankan tradisi juara dan melaju ke tingkat kabupaten.

Sama halnya dengan pendahulunya, Radifa berhasil memukau dewan juri dengan hasil karyanya. Setelah 1 dasawarsa dalam penantian, akhirnya Radifa berhasil menancapkan bendera kemenangan sebagai juara 1 kabupaten dan berhasil lolos ke tingkat propinsi.

Radifa dan hasil karyanya

Kemenangan ini bukan didapat dengan cara yang mudah, kemenangan ini bukan didapat dengan cara yang instan, namun kemenangan ini dilalui dengan perjuangan, dedikasi serta doa yang dirapal siang dan malam.



Bukan hanya sekadar nilai dan angka yang dibutuhkan oleh siswa, mereka juga memerlukan bekal keterampilan yang kelak bisa dimanfaatkan ketika dewasa. Untuk dapat berkontribusi serta menghasilkan karya.
Semangat berkarya, semangat menginspirasi.

Demak, 040421




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROFIL

  Nama : Miftahul Hadi, S.Pd. Unit Kerja : SD Negeri Raji 1 Demak Jabatan : Guru Kelas Surel : miftahulhadi83@guru.sd.belajar.id No WA : 085...