Kamis, 04 Februari 2021

MAAF, SAYA PRODUKTIF. Menggali Potensi di Masa Pandemi (4) Bersama Bu Nora

 KIAT MENULIS BUKU DARI RESUME

PELATIHAN, WORKSHOP DAN WEBINAR


Pandemi yang mengguncang berbagai negara di dunia, tak terkecuali Indonesia memaksa seluruh aspek kehidupan berjalan tidak seperti biasanya.  Sektor pendidikan yang mulanya melaksanakan kegiatan tatap muka, terpaksa melaksanakan hal yang di luar kebiasaan yaitu pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Kegiatan pembelajaran jarak jauh mengharuskan peserta didik tetap berada di rumah dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Demikian halnya guru, harus melaksanakan segala aktivitasnya dari rumah. Mulai dari penyampaian kegiatan pembelajaran pada peserta didik hingga kegiatan yang berhubungan dengan keprofesian.

Untuk memenuhi pengembangan dan mengupgrade diri serta kebutuhan pencapaian Kum (bagi dosen) dan angka kredit (bagi guru), banyak pengajar seringkali mengikuti kegiatan pelatihan, workshop maupun seminar secara online (dalam jaringan).

Di masa pandemi seperti sekarang ini, semakin mudah menemukan penyelenggara yang mengadakan diklat atau seminar secara online, baik yang berbayar atau gratis. Kegiatan ini banyak diminati peserta karena selain praktis (kita tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi atau akomodasi) dan juga hasil pelatihan (ilmu dan sertifikat) pun sama saat kita mengikuti acara secara langsung (luring).

Maka materi yang kita dapatkan agar tidak hilang di otak dan bermanfaat bagi orang lain, bisa kita dokumentasikan dalam bentuk buku lho.

Mengapa harus dalam bentuk buku ya? Kenapa tidak dalam bentuk lain? Melalui buku tersebut tidak hanya bermanfaat untuk diri kita sendiri tetapi juga dapat dibagikan ilmunya kepada orang lain. Materi yang kita peroleh dari pelatihan tidak selamanya akan bertahan di ingatan kita. Oleh karena itu, media buku menjadi salah satu solusi agar materi yang diperoleh dapat dibaca-baca kembali jika kita inginkan.


Lalu, apa saja manfaat yang dapat kita peroleh ketika kita membuat buku dari hasil pelatihan? Berikut akan dijelaskan secara detail.

1. Materi yang diperoleh dapat terdokumentasikan dengan rapi. Kapanpun kita ingin untuk mengingatnya, dapat kita baca kembali materi tersebut di buku kita.

2. Menambah nilai PAK
Tentunya ini pasti yang diinginkan oleh banyak pengajar. Buku yang kita tuliskan diakui sebagai salah satu publikasi ilmiah yang nantinya akan memperoleh poin untuk kepentingan kenaikan pangkat.

3. Bermanfaat untuk orang lain
Materi pelatihan yang dibukukan dapat dibaca pula oleh orang lain non peserta pelatihan sehingga ilmu yang kita peroleh dapat bermanfaat untuk orang lain. Keren kan?

4. Keuntungan material
Nah, ini adalah bonus jika kita menulis dan menerbitkan buku. ketika ada orang lain yang tertarik dengan buku kita tentunya mereka akan memesan buku tersebut. Keuntungan material pun akan kita dapatkan. Wow, bisa kaya mendadak nih.

Nah, bagaimana cara membuat buku dari hasil pelatihan ya? Perhatikan gambar di bawah ini.


Yup, betul sekali. Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah membuat resume dari hasil pelatihan tersebut. Kita bisa menuliskannya di kertas atau pada bolg yang kita punya. Lalu, bagaimana sih cara membuat resume yang baik? Ikuti langkah-langkah di bawah ini ya.

1. Dengarkan kembali paparan dari narasumber. 
Mungkin pelatihan tersebut didokumentasikan dalam bentuk video yang diupload di YouTube, voice note, text, atau lainnya, dari situlah kita dapat mengingat kembali apa yang disampaikan oleh narasumber.

2. Ambil poin-poin penting dari materi yang disampaikan.

3. Kembangkan poin penting materi dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa kita sendiri.

4. Jika terpaksa mengcopy paste paparan dari narasumber, jangan lupa sertakan kutipan di dalamnya. Ini penting untuk mencegah terjadinya plagiarisme.

5. Berikan intro atau kalimat pengantar sebelum masuk ke inti dari materi pelatihan .

6. Boleh juga diberikan referensi dari sumber lain di luar materi pelatihan yang kita ikuti. Namun, referensi tersebut haruslah dengan tema yang sama.

7. Berikan kalimat penutup untuk setiap resume yang dibuat.

8. Sertakan daftar pustaka.

9. Tulis dengan EYD yang sesuai.

Setelah resume dari beberapa pertemuan atau kegiatan selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menggabungkan beberapa resume tersebut. Tentunya dengan tema yang sejenis, agar buku yang kita hasilkan lebih spesifik dan tidak membingungkan pembaca.

Untuk menggabungkan resume tersebut, Bu Nora mencoba memberikan sedikit gambaran. Beliau mengikuti pedoman penulisan buku dari langkah yang dipaparkan oleh bapak Akbar Zainuddin dalam bukunya UKTUB. Langkah tersebut yaitu TOJTRP . Apa itu? Penasaran? Berikut langkah-langkahnya :

1.Tema
Tentukan tema pelatihan yang materinya akan kita buat menjadi sebuah buku.sebagai contoh kita pernah mengikuti Diklat tentang media pembawa jarak jauh, tema tersebut dapat dijadikan sebagai tema menulis buku hasil resume pelatihan.

2. OUTLINE / daftar isi / TOC
Outline / daftar isi ini sangat berguna bagi seorang penulis. Hal ini karena adanya outline menjadikan penulis akan lebih terarah dalam tulisannya. Outline dijadikan panduan dalam menulis. Pembuatan outline ini mengikuti pedoman 2 W + 1H yaitu why, what dan how. 

Tuliskan outline berdasarkan ketiga pertanyaan tadi. 
Sebagai contoh tema buku kita adalah media PJJ, outline dapat dituliskan sebagai berikut :
WHY menjawab mengapa media penting
Manfaat media
Alasan penggunaan media


WHAT menjawab apa itu media, jenisnya.

HOW menjawab cara pembuatan media, penerapan media dalam PJJ, kelemahan dan kelebihan.

Tentunya semua jawaban ini harus ada dalam materi pelatihan yang kita peroleh.

3. Setelah outline jadi, kumpulkan hasil resume yang telah kita buat sebelumnya.
Susun berdasarkan outline yang kita buat. Jika terdapat outline yang ternyata tidak ada resumenya, kita dapat menambahkan referensi dari sumber lain di luar materi pelatihan yang kita buat resumenya.

4. Revisi (editing) 
Lakukan editing pada bagian-bagian yang dianggap perlu diedit. Editing dapat berupa pembenaran struktur kalimat, tata bahasa, ejaan, tanda baca, dll. Kita dapat meminta bantuan teman lain untuk memberikan komentar terhadap buku kita mengenai isi, tata bahasa atau hal lainnya. Ini akan membantu kita dalam proses editing. Karena jika kita melakukan editing secara mandiri (selfediting) tentunya kita merasa bahwa karya kita sudah sempurna. Lain halnya jika orang lain yang membaca dan memberikan komentar. Pasti ada sesuatu yang perlu dibenahi.

5. Buat kelengkapan buku
Setelah semua proses selesai hingga tahap editing, buat kelengkapan buku meliputi halaman judul, kata pengantar, sinopsis, profil penulis, dan cover buku.

6. Masukkan penerbit
Langkah terakhir adalah kirimkan naskah buku kita ke penerbit. Untuk pilihan penerbit, bebas sesuai minat masing-masing penulis. Boleh diterbitkan melalui penerbit indie maupun penerbit mayor. Keduanya ada plus minusnya.


Dalam menulis dan membuat buku, dibutuhkan tekad kuat serrta konsistensi. Karena tanpa adanya konsistensi, mustahil akan terwujud. Bagaimana? tertarik untuk membuat buku dari hasil pelatihan atau seminar selama pandemi?

Semangat berkarya, semangat menginspirasi.

6 komentar:

  1. Kreen tulisannya pak. Semangat dan lanjutkan

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. Terima kasih pak Dadang
      Semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus
  3. super sekali tulisannya pak...mudah dipahami

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih pak
      yang muda yang berkarya
      Semangat berkarya, semangat menginspirasi

      Hapus

PROFIL

  Nama : Miftahul Hadi, S.Pd. Unit Kerja : SD Negeri Raji 1 Demak Jabatan : Guru Kelas Surel : miftahulhadi83@guru.sd.belajar.id No WA : 085...