Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu, orang-orang yang masih terus belajar akan menjadi pemilik masa depan (Mario Teguh). Sepertinya qoutes tersebut mampu menggambarakan sosok narasumber pelatihan belajar menulis pertemuan ketiga malam ini. Ibu Sri Sugiastuti, M.Pd atau yang biasa disapa bu Kanjeng ini, yang tahun ini usianya genap 60 tahun masih tetap gigih belajar dan mengobarkan semangat menulis pada para pegiat literasi di tanah air. Bu Kanjeng memulai karir menulisnya jelang usianya mencapai setengah abad. Tidak ada kata terlambat dalam prinsip hidup beliau, asalkan ada kemauan pasti akan ada jalan. Tahun 2010 merupakan tahun yang berpihak pada beliau, bagaimana tidak? Pada tahun tersebut, 2 buku hasil karyanya terbit. Buku pertama bertajuk "SPM Ujian Nasional Bahasa Inggris untuk SMK" penerbit Erlangga, dan yang kedua buku antologi berjudul "Diary Ketika Buah Hati Sakit". Prestasi tertinggi didapat pada tahun 2014 ketika buku antologi dalam rangka hari Kartini dikukuhkan sebagai juara ke tiga. Tak hanya sampai di situ, tahun 2020 beliau juga menghasilkan karya beberapa buku antologi yaitu Muara Kasih Ibu dan Move On. Usia tidak memepengaruhi untuk berkarya. Sangat menginspirasi bukan?
Tak lengkap rasanya suatu acara tanpa ditemani oleh MC, acara malam ini kembali dipandu oleh moderator ter kece sekhatulistiwa yaitu bu Aam Nurhasanah. Beliau mempersilakan semua peserta berdoa agar acara berjalan lancar, serta memperoleh ilmu yang berkah dan bermanfaat. Pertemuan ketiga rupanya sangat menggelitik pikiran saya. Ya, melihat flyer yang dibagikan sekilas terlihat judul yang sangat unik yaitu "Menulis Dengan Kekuatan Silaturahmi". Penasaran seperti apa materi yang akan disampaikan bu Kanjeng? Yuk, kita simak bersama.
Sebelum bu Kanjeng memberikan materi, beliau mempersilakan semua peserta untuk sekadar berselancar atau istilah kerennya blogwalking di blognya dengan alamat http://www.srisugiastutipln.com . Dari sini saya sudah menangkap maksud beliau tentang keterkaitan judul dan dawuh bu kanjeng.
Ubah mindset
Beliau menyampaikan bahwa banyak orang mengatakan bahwa menulis itu bakat. Belum memulai sudah menyerah. Mindsetnya sudah diprogram bahwa ia tidak bisa menulis, ia tidak punya waktu, ia tidak punya ide. Tulisannya jelek, dan masih banyak alasan yang dibuat sehingga pupuslah keinginannya untuk menulis, dan berbagi pesan tulisan kepada orang lainpun gagal. Semakin parah lagi saat ingin menjadi penulis hebat tetapi malas membaca. Lalu bagaimana dengan kita? Apa niat dan tujuan kita menulis? Apakah tujuan kita belajar menulis hanya sebagai "pemburu sertifikat " untuk kenaikan pangkat dan terlihat hebat karena berpredikat guru yang pangkatnya terus meningkat? Boleh saja punya keinginan seperti itu. Namun alangkah eloknya bila dibarengi dengan mengaplikasikan apa yang sudah dipelajari dengan bukti fisik berupa sebuah buku tunggal, atau mulai tergerak menulis di blog pribadi, blog keroyokan seperti kompasiana, gurusiana, atau di satu komunitas yang memiliki web dan kita diberi kesempatan untuk meramaikan web tersebut.
Jadilah Manusia yang Bermanfaat
Dalam menghasilkan buku, bu Kanjeng selalu memilih judul yang dapat membuat pembaca menjadi tertarik dan kepo dengan isi buku tersebut. Beliau juga selalu menerapkan prinsip kejujuran dalam menulis, tidak asal menulis cetak lalu terbit. Jadi pembaca tidak merasa dibohongi. Sehingga ikatan batin antara pembaca dan penulis menjadi semakin erat dan menjadikan silaturahim semakin kuat. Bu Kanjeng selalu menjaga silaturahim dengan siapapun, entah dengan penikmat bukunya atau dengan sesama penulis lainnya. Dari kegiatan silaturahim inilah beliau mendapat berbagai keuntungan salah satunya ide untuk membuat tulisan. Beliau ingin memanfaatkan usia di dunia untuk berbuat kebaikan. Apapun yang dilakukan oleh seseorang, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsa , bermanfaat bagi manusia merupakan quotes dari Ki Hajar Dewantara yang selalu dipegang teguh oleh bu Kanjeng. Dengan kata lain, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Sering tidak kita sadari, betapa dahsyatnya kekuatan silaturahim selain membuat kita memanjangkan umur, meluaskan rejeki, memperoleh relasi juga mendapat ide yang tidak terduga.
Setelah panjang lebar bu Kanjeng membahas buku yang sudah dibuatnya, beliau juga dengan senang hati menjawab beberapa pertanyaan dari peserta antara lain :
1. Antologi merupakan kumpulan beberapa karya. Ciri - ciri antologi terdiri dari beberapa karya yang dijadikan satu.
2. Cara memunculkan ide buku antologi memahami tema dari antologi yang diminta, selain mengubah mindset dan yakin pada diri sendiri.
3. Cara meresume yang baik yaitu membaca, memahami dan membuat ringkasan dengan gaya atau style bahasa sendiri.
4. Cara memilih judul yang menarik dan tidak membohongi pembaca yaitu kita buat tema terlebih dahulu kemudian kembangkan menjadi kerangka tulisan, baru buatlah judulnya.
5. Seberapa efektif menulis buku antologi bagi penulis pemula? Menulis buku antologi merupakan suatu proses latihan menulis sekaligus proses membaca karya orang lain. Jadi untuk mengukur kemampuan menulis, coba saja ikut menulis buku antologi.
6. Membaca dengan kacamata 5 dimensi yaitu kita membaca sebuah tulisan dengan berbagai sudut pandang.
Dengan kegiatan membaca buku, blogwalking, dan memberi motivasi pada orang lain merupakan contoh bentuk silaturahim. Sungguh besar kekuatan silaturahim yang sudah dicontohkan bu Kanjeng. Mari menulis dengan hati, dan perkuat silaturahim, dan rasakan apa yang terjadi.
Pak Mif, Pantas menyandang guru Profesional
BalasHapusber lebay an anda bu, ayo jangan takut menulis
HapusMenjadi penulis... Siapa takut...
BalasHapusTerima kasih bapak, mari semangat menulis, semangat berkarya
HapusMantap bapake..
BalasHapusLanjutkan berkarya
Terima kasih bu, mari semangat menulis, semangat berkarya
HapusMantap... gaspol pak guru
BalasHapusTerima kasih bapak, mari semangat menulis, semangat berkarya
HapusKereen pa, lanjutkan ππ
BalasHapusTerima kasih bapak, mari semangat menulis, semangat berkarya
HapusTulisannya lengkap, keren.
BalasHapusTerima kasih ibu, mari semangat menulis, semangat berkarya
HapusTop banget pak..lanjutken..salam literasi
BalasHapusTerima kasih ibu, mari semangat menulis, semangat berkarya
HapusMantap Pak.πππ
BalasHapusTerima kasih buu, semangat menulis, semangat menginspirasi
HapusSaya harus sering membaca gaya bahasa seperti ini supaya tertular bakat menulis seperti bapak, tulisannya cakep bangetππ
BalasHapusWah, anda terlalu berlebihan bu. saya juga baru memulai belajar menulis. mari semangat berkarya
Hapus